Sabtu, 10 Oktober 2015

Fanfiction Step Mad 2




Title : Step Mad  - Chapter 2 –
Author : Liany Wu
Rating : PG15
Length : Chaptered
Genre : Romance
Cast :
-          Wu Yifan
-          Michelle Kim
-          Huang Zitao
-          Liu Meihsiu and Others
Disclamer : Cerita ini hasil karangan saya dan milik saya sendiri, sedangkan tokoh milik Tuhan YME dan orang tua masing-masing tokoh.
Warning : Don’t be a plagiators and siders! (^,^)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------     
   Yifan keluar masuk kedalam rumahnya sembari menenteng koper, “Sudah gila dia juga bodoh,” gumamnya sembari mengendorkan dasinya.
   “Bibi Xiao Peng!! Aku haus..tolong ambilkan aku minum…” teriak Yifan sembari membaringkan tubuhnya di ranjang.
   “Bibi Xiao Peng!!! Kenapa kau lama sekali!!! Bibi Xiao Peng!!!” Yifan terus berteriak, tapi tak ada jawaban juga. Lalu dia mengingat kalau pembantunya itu sedang cuti karena sakit. “Sial!” decak Yifan.
   Yifan mau tidak mau harus melangkahkan kakinya sendiri kedapur, untuk memuaskan dahaganya. “Ahh…kapan pengganti bibi Xiao Peng datang, rumah ini sudah kotor sekali…” padahal kenyataannya rumahnya masih sangat bersih.
-
    “Kau gila? Atau apa? Mana mungkin aku bekerja menjadi pembantu?” protes Michelle.
    “Katanya kau butuh tempat tinggal dan uang, kebetulan ada seseorang yang membutuhkan pembantu dan dia bersedia membayarnya sebesar US$1000…kau tidak mau?” Tanya Meihsiu.
   “Kalau dari gajinya aku mau, tapi…”
   “Sssst…kau bahkan belum mencobanya, lebih baik kau mencobanya dulu…” kata Meihsiu.
   “Baiklah antar aku kesana…” kata Michelle.
   Meihsiu mengantarkan Michelle ketempat bekerja Michelle, “Ini dia…masuklah!” kata Meihsiu.
   Michelle menekan bel, tak lama seorang pria paruh baya membuka pintu. “Perkenalkan saya Michelle Kim, saya ingin bekerja sebagai pembantu disini..”
   “Kau?” Tanya pria paruh baya itu, Michelle mengangguk. “Masuklah…dan mulai bekerja,” Michelle mengangguk.
   Michelle mengganti bajunya dan memulai untuk membersihkan rumah itu, “Michelle!!! Apa yang kau lakukan!!” bentak pria itu.
   “Bukankah aku harus membersihkan rumah ini?” Tanya Michelle.
   “Tidak! Tugasmu adalah mengurus anakku,” kata pria itu, “Tolong ganti popok anakku sepertinya dia baru saja pup…”
   “Apa?”
   “Apa yang kau tunggu? Cepat lakukan!!!” kata pria itu. Michelle lalu masuk ke kamar anak pria itu dan didapati seorang bayi tengah menangis.
   “Aku harus mengganti popoknya? Oh my Gosh!!!” Michelle membuka popok bayi itu dan, “Ueeek!!! Menjijikkan sekali!!” Michelle menahan nafasnya dan melepas popok bayi itu. Saat Michelle tengah melepasnya, kaki bayi itu terus menendang-nendang hingga wajah Michelle terkena cairan kuning kental dari popok bayi itu.
   “Ueeekkk!!!” Michelle berlari ke toilet membersihkan wajahnya, “Aku benci bayi!!! Tuan aku mengundurkan diri!!!” kata Michelle lalu kabur.
   “Hei Michelle…!!! Michelle!!!” panggil pria itu tapi Michelle tak menghiraukannya dan terus berlari menjauh dari rumah pria itu.
-
  “Sayang…sampai saat ini Michelle belum pulang juga bagaimana?” Tanya Ny.Lee cemas sembari meremas-remas tangannya, gelisah.
   “Biarkan saja…dia yang memilih langkah itu, dia pasti akan kembali…” kata Tn.Lee tenang sembari melanjutkan membaca Koran.
   “Bagaimana kalau dia tidak kembali? Dia adalah anak kita satu-satunya…” kata Ny.Lee.
   Tn.Lee melipat korannya, “Kau tidak perlu cemas, dia pasti akan kembali…kau kan tahu anakmu sangat suka berbelanja, dia tidak mungkin sanggup hidup tanpa uang…”
   “Semoga saja, dia kembali…”
-
   “Kau sudah menemukan Michelle?” Tanya Chen.
   Tao menggelengkan kepalanya, “Tidak…dia bahkan tidak masuk kuliah, dia juga tidak melakukan sesi pemotretan dan tidak mungkin ada di tempat biasa dia belanja…”
   “Hufht..” Chen menghela nafasnya panjang. “Oh kau sudah mencarinya di rumah temannya?” Tanya Chen.
   “Sudah, tapi tidak ada…” kata Tao.
   “Yakin kau sudah mencarinya kesemua rumah teman Michelle? Apa Meihsiu sudah?” Tanya Chen lagi.
   “Meihsiu? Aku rasa belum…” kata Tao.
   “Nah coba kau cari dia disana, siapa tahu dia ada disana…” kata Chen.
   Tao mengangguk. “Aku akan mencarinya kesana besok…hari ini ada banyak meeting yang harus kuhadiri, aku pergi dulu,” Chen mengangguk.
-
  “Kau sudah gila? Kau tahu aku benci anak kecil!” protes Michelle.
   “Maaf…aku tidak tahu kalau kau harus mengurus bayi,” kata Meihsiu.
   Michelle menghela nafas panjang, “Kau tahu bau pup bayi itu masih tercium dihidungku, dan…dan aku ingin muntah jika mengingatnya…”
   “Maaf…”
   Telepon Meihsiu bordering, “Ya halo…pekerjaan? Baik bibi aku mau…iya, hari ini juga? Baiklah…terima kasih bibi…sampai jumpa…”
   “Dia menawarkan pekerjaan apa?” Tanya Michelle.
   “Pembantu…kali ini benar-benar pembantu aku jamin 100%...” kata Meihsiu, dia lalu menuliskan sesuatu diatas kertas. “Ini alamatnya…pergilah…”
   “Kau yakin?” Meihsiu mengangguk, “Baiklah aku akan pergi…oh kalau aku benar-benar bekerja disana, pastikan kau tidak memberitahu siapapun tentang ini…” kata Michelle.
   “Aku janji…”
    “Satu lagi…kalau Tao datang kemari dan menanyakan tentangku, bilang saja aku tidak pernah kemari…mengerti!” kata Michelle menatap Meihsiu tajam.
    “Iya aku janji…kalau terjadi sesuatu cepat hubungi aku ya…”
   “Baiklah aku pergi sekarang…” kata Michelle beranjak dan pergi mendatangi alamat yang diberikan oleh Meihsiu.
   Tiga puluh menit kemudian, “Ini kah, rumahnya…?” gumam Michelle mengagumi rumah itu, dia lalu menekan belnya. Dan tak lama kemudian seorang pria bertubuh tinggi membukakan pintu untuknya.
   “Perkenalkan namaku Michelle Kim, aku pengganti bibi Xiao Peng…” kata Michelle lalu menegakan kepalanya. “Oh…”
   “Kau!” kata Michelle bersamaan dengan pria itu sembari saling menunjuk satu sama lain.
-
   “Meihsiu…” panggil Tao sembari mengetuk pintu rumah Liu Meihsiu.
   “Ya…” Meihsiu membuka pintunya, “Oh, Tao…ada apa kau datang kemari?” Tanya Meihsiu.
   “Aku hanya ingin bertanya apa Michelle datang kemari? Aku dengar kau teman baik Michelle setelah Yixing…” kata Tao.
   “Michelle?” Tao mengangguk, “Aah…memangnya kenapa kau mencari Michelle?” Meihsiu berpura-pura tidak tahu.
   “Michelle kabur dari rumah…”
   “Apa!!! Kenapa dia bisa kabur dari rumah begitu, memangnya ada masalah apa sebenarnya?” Meihsiu berakting.
   “Tidak terjadi apa-apa hanya masalah keluarga…Michelle datang kesini atau tidak?” Tanya Tao.
   Meihsiu menggelengkan kepalanya, “Tidak…terakhir kali Michelle datang kemari minggu kemarin,”
   Tao tertunduk lesu, “Ya sudahlah terima kasih…aku pergi dulu,” kata Tao sembari meninggalkan rumah Meihsiu.
   “Huuuh…” Meihsiu bernafas lega.
-
  “Aku tidak menyangka kau akan bekerja padaku…ahh disana kamarmu dan juga ada kopermu disana, akan aku jelaskan pekerjaanmu disini, pertama kau harus bangun sebelum aku bangun…kedua, saat aku bangun dimeja harus sudah tersedia makanan, ahh aku alergi kepiting dan aku juga sangat benci sayur dan satu lagi kalau kau memasak ikan pastikan itu jenis ikan dori atau salmon karena jenis lainnya aku alergi…ketiga, kau harus membersihkan seluruh bagian rumah ini setiap saat…keempat, jangan pernah memberiku susu atau kopi…jelas?” Tanya Yifan.
   Michelle mengangguk, “Pria gila ini cerewet sekali…” gerutunya.
   “Ahh satu lagi…” Yifan berbalik, membuat Michelle kaget. Yifan mendekatkan wajahnya pada Michelle, “Jangan pernah membicarakanku dibelakang, aku tidak suka!” lalu Yifan masuk kedalam kamarnya.
   “Ahh…dia benar-benar saiko…menyebalkan sekali, kenapa aku harus bekerja disini! Aish!” gerutu Michelle.
   Pintu kamar Yifan terbuka, “Kenapa kau masih berdiri disana? Cepat bekerja!” bentak Yifan.
   “Iya…kau ini pemarah sekali, nanti wajahmu itu akan cepat berkeriput…” kata Michelle lalu masuk kedalam kamarnya.
   “Gadis aneh!” gumam Yifan lalu menutup pintu kamarnya.
   Michelle keluar dari kamar mandi dan mengenakan pakaian dalamnya. Tapi tiba-tiba Yifan masuk tanpa permisi. “Ahhhhh….!!!!” Teriak Michelle lalu mengambil bed cover untuk menutupi tubuhnya. “Kau ini!!! Kenapa masuk kekamarku tanpa permisi!!!”
   Yifan sedikit canggung, “Lalu kenapa kau tidak mengunci kamarmu!! Aku tadi haus, aku memanggilmu berkali-kali tapi kau tidak menjawabnya jadi aku masuk saja kekamarmu…”
  “Kau kan bisa mengetuk pintu terlebih dahulu!!!” bentak Michelle.
   “Hei!! Aku tidak melihat apapun! Bahkan dadamu yang datar itu, aku tidak melihatnya!!!” kata Yifan.
   “Apa!!! Kau bilang dadaku datar!!! Dasar cabul!!” teriak Michelle sembari melempari Yifan dengan bantal.
    Yifan segera keluar dari kamar Michelle, dia memegangi dadanya yang berdetak begitu kencang. “Aish…kenapa jantungku berdetak begitu kencang!”
-
   “Sudah dua hari berlalu, Michelle tidak kembali juga…” Ny.Lee gelisah. “Sekarang ini dia sedang apa, dan dia ada dimana sekarang ini…”
   “Sudahlah kenapa kau terus cemas seperti itu…dia pasti akan kembali!” kata Tn.Lee kekeuh.
   “Tapi buktinya dia tidak kembali juga sampai saat ini, bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Michelle?”
   “Kau ini…pergilah belanja dan segarkan pikiranmu…”
   “Kalau sampai terjadi sesuatu pada Michelle, itu semua adalah salahmu!” kata Ny.Lee sembari melenggang pergi meninggalkan suaminya itu di halaman depan.
    “Wanita itu memang sulit…”
-
   Michelle terlihat tengah membersihkan ruang tengah dengan vacuum cleaner, sedangkan Yifan tengah asyik menonton televise sembari memakan cemilan. Cemilan Yifan berceceran dilantai, hingga berulang kali Michelle harus membersihkannya lagi dan lagi. Hingga dia muak. Dan memvacum semua cemilan Yifan dimeja.
   “Hei…kenapa kau memvacum cemilanku?” Tanya Yifan.
   Michelle hanya diam, “Apa kau bisu!!!” bentak Yifan. Michelle tetap diam, lalu melangkah pergi kedapur untuk menyiapkan makan malam.
   “Aku harus membalasnya…” batin Michelle.
    Tak lama kemudian, Yifan datang mendekat kemeja makan. Telihat bermacam hidangan yang terlihat begitu enak, Michelle lalu duduk dikursi bersebrangan dengan kursi duduk Yifan.
   “Apa yang kau lakukan?” Tanya Yifan.
   “Mau apa lagi tentu saja mau makan…” kata Michelle hendak mengambil lauk dengan sumpit tapi Yifan tidak mengizinkannya.
    “Kau kira, aku mau makan semeja denganmu…makanlah setelah aku selesai makan!” kata Yifan semabri melahap makanannya.
   “Dasar pelit…” batin Michelle.
    “Aduh…kenapa gatal sekali, Michelle kau memberi apa dimakanan ini?” Tanya Yifan.
    “Aku tidak memberi apapun disana, hanya ada daging kepiting…” kata Michelle.
   “Apa!!!! Aku kan sudah bilang aku alergi kepiting!!!” bentak Yifan. “Aduh…” Yifan memegangi kepalanya dan tak sadarkan diri.
   “Oh…Yifan!! Yifan!!! Bangun!!! Aish…apa sebegitu parah alerginya pada kepiting…” Michelle lalu mengalungkan tangan Yifan dipundaknya dan memapahnya ke kamar Yifan. “Ouh…kau berat sekali!!” gerutu Michelle lalu membaringkan Yifan diranjang.
   “Yifan bangunlah!!” Michelle terus menepuk pipi Yifan, dan tiba-tiba tangan Yifan menarik tubuhnya mendekat lalu menindih tubuh Michelle. “Apa yang mau kau lakukan!!” Michelle ketakutan.
   “Memberimu sedikit pelajaran atas apa yang kau lakukan padaku…” Yifan menyeringai.
    “A…apa yang mau kau lakukan padaku!!!” Michelle semakin ketakutan, Yifan perlahan membuka kancing bajunya dan melepas bajunya. Hingga kini, dia telanjang dada. “Aku mohon jangan lakukan itu, aku masih suci jangan nodai aku…” Michelle memejamkan kedua matanya.
   Yifan beranjak dari tubuh Michelle, “Ambil krim di laci mejaku dan oleskan dipunggungku…ini gatal sekali…”
    Mata Michelle terbelalak, “Apa?” Tanya Michelle.
    “Aku bilang ambil krim dilaci mejaku dan oleskan dipunggungku…” ulang Yifan.
    “Kau ini!!” Michelle memukuli lengan Yifan, “Kau membuatku takut saja…”
     Yifan tertawa, “Kau kira aku mau melakukan itu? Yang benar saja…untuk apa aku memperkosa gadis berdada datar sepertimu…” canda Yifan.
   Michelle mencubit perut Yifan, “Kau puas! Bercandamu sangat tidak lucu…” kata Michelle beranjak dari ranjang dan mendekat ke meja kerja Yifan mengambil krim alerginya.
   “Ini! Kau oleskan saja itu sendiri!!!” kata Michelle sembari melempar krim itu pada Yifan dan keluar dari kamar Yifan.
   “Hei..kau!! aish menyebalkan sekali!!”
   Michelle masih berdiri didepan pintu kamar Yifan, memegangi jantungnya yang hampir copot karena Yifan. “Benar-benar…pria gila!!!
-
-
-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar