Title : Step Mad -
Chapter 2 –
Author : Liany Wu
Rating : PG15
Length : Chaptered
Genre : Romance
Cast :
-
Wu Yifan
-
Michelle Kim
-
Huang Zitao
-
Liu Meihsiu and Others
Disclamer : Cerita ini hasil karangan saya dan milik saya
sendiri, sedangkan tokoh milik Tuhan YME dan orang tua masing-masing tokoh.
Warning : Don’t be a plagiators and siders! (^,^)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yifan keluar masuk
kedalam rumahnya sembari menenteng koper, “Sudah gila dia juga bodoh,” gumamnya
sembari mengendorkan dasinya.
“Bibi Xiao Peng!!
Aku haus..tolong ambilkan aku minum…” teriak Yifan sembari membaringkan
tubuhnya di ranjang.
“Bibi Xiao Peng!!!
Kenapa kau lama sekali!!! Bibi Xiao Peng!!!” Yifan terus berteriak, tapi tak
ada jawaban juga. Lalu dia mengingat kalau pembantunya itu sedang cuti karena
sakit. “Sial!” decak Yifan.
Yifan mau tidak
mau harus melangkahkan kakinya sendiri kedapur, untuk memuaskan dahaganya.
“Ahh…kapan pengganti bibi Xiao Peng datang, rumah ini sudah kotor sekali…”
padahal kenyataannya rumahnya masih sangat bersih.
-
“Kau gila? Atau
apa? Mana mungkin aku bekerja menjadi pembantu?” protes Michelle.
“Katanya kau
butuh tempat tinggal dan uang, kebetulan ada seseorang yang membutuhkan
pembantu dan dia bersedia membayarnya sebesar US$1000…kau tidak mau?” Tanya
Meihsiu.
“Kalau dari
gajinya aku mau, tapi…”
“Sssst…kau bahkan
belum mencobanya, lebih baik kau mencobanya dulu…” kata Meihsiu.
“Baiklah antar aku
kesana…” kata Michelle.
Meihsiu
mengantarkan Michelle ketempat bekerja Michelle, “Ini dia…masuklah!” kata
Meihsiu.
Michelle menekan
bel, tak lama seorang pria paruh baya membuka pintu. “Perkenalkan saya Michelle
Kim, saya ingin bekerja sebagai pembantu disini..”
“Kau?” Tanya pria
paruh baya itu, Michelle mengangguk. “Masuklah…dan mulai bekerja,” Michelle
mengangguk.
Michelle mengganti
bajunya dan memulai untuk membersihkan rumah itu, “Michelle!!! Apa yang kau
lakukan!!” bentak pria itu.
“Bukankah aku
harus membersihkan rumah ini?” Tanya Michelle.
“Tidak! Tugasmu
adalah mengurus anakku,” kata pria itu, “Tolong ganti popok anakku sepertinya
dia baru saja pup…”
“Apa?”
“Apa yang kau
tunggu? Cepat lakukan!!!” kata pria itu. Michelle lalu masuk ke kamar anak pria
itu dan didapati seorang bayi tengah menangis.
“Aku harus
mengganti popoknya? Oh my Gosh!!!” Michelle membuka popok bayi itu dan,
“Ueeek!!! Menjijikkan sekali!!” Michelle menahan nafasnya dan melepas popok
bayi itu. Saat Michelle tengah melepasnya, kaki bayi itu terus
menendang-nendang hingga wajah Michelle terkena cairan kuning kental dari popok
bayi itu.
“Ueeekkk!!!”
Michelle berlari ke toilet membersihkan wajahnya, “Aku benci bayi!!! Tuan aku
mengundurkan diri!!!” kata Michelle lalu kabur.
“Hei Michelle…!!!
Michelle!!!” panggil pria itu tapi Michelle tak menghiraukannya dan terus
berlari menjauh dari rumah pria itu.
-
“Sayang…sampai saat
ini Michelle belum pulang juga bagaimana?” Tanya Ny.Lee cemas sembari
meremas-remas tangannya, gelisah.
“Biarkan saja…dia
yang memilih langkah itu, dia pasti akan kembali…” kata Tn.Lee tenang sembari
melanjutkan membaca Koran.
“Bagaimana kalau
dia tidak kembali? Dia adalah anak kita satu-satunya…” kata Ny.Lee.
Tn.Lee melipat
korannya, “Kau tidak perlu cemas, dia pasti akan kembali…kau kan tahu anakmu
sangat suka berbelanja, dia tidak mungkin sanggup hidup tanpa uang…”
“Semoga saja, dia
kembali…”
-
“Kau sudah menemukan
Michelle?” Tanya Chen.
Tao menggelengkan
kepalanya, “Tidak…dia bahkan tidak masuk kuliah, dia juga tidak melakukan sesi
pemotretan dan tidak mungkin ada di tempat biasa dia belanja…”
“Hufht..” Chen
menghela nafasnya panjang. “Oh kau sudah mencarinya di rumah temannya?” Tanya
Chen.
“Sudah, tapi tidak
ada…” kata Tao.
“Yakin kau sudah
mencarinya kesemua rumah teman Michelle? Apa Meihsiu sudah?” Tanya Chen lagi.
“Meihsiu? Aku rasa
belum…” kata Tao.
“Nah coba kau cari
dia disana, siapa tahu dia ada disana…” kata Chen.
Tao mengangguk.
“Aku akan mencarinya kesana besok…hari ini ada banyak meeting yang harus
kuhadiri, aku pergi dulu,” Chen mengangguk.
-
“Kau sudah gila?
Kau tahu aku benci anak kecil!” protes Michelle.
“Maaf…aku tidak
tahu kalau kau harus mengurus bayi,” kata Meihsiu.
Michelle menghela
nafas panjang, “Kau tahu bau pup bayi itu masih tercium dihidungku, dan…dan aku
ingin muntah jika mengingatnya…”
“Maaf…”
Telepon Meihsiu
bordering, “Ya halo…pekerjaan? Baik bibi aku mau…iya, hari ini juga?
Baiklah…terima kasih bibi…sampai jumpa…”
“Dia menawarkan
pekerjaan apa?” Tanya Michelle.
“Pembantu…kali ini
benar-benar pembantu aku jamin 100%...” kata Meihsiu, dia lalu menuliskan
sesuatu diatas kertas. “Ini alamatnya…pergilah…”
“Kau yakin?”
Meihsiu mengangguk, “Baiklah aku akan pergi…oh kalau aku benar-benar bekerja
disana, pastikan kau tidak memberitahu siapapun tentang ini…” kata Michelle.
“Aku janji…”
“Satu lagi…kalau
Tao datang kemari dan menanyakan tentangku, bilang saja aku tidak pernah
kemari…mengerti!” kata Michelle menatap Meihsiu tajam.
“Iya aku
janji…kalau terjadi sesuatu cepat hubungi aku ya…”
“Baiklah aku pergi
sekarang…” kata Michelle beranjak dan pergi mendatangi alamat yang diberikan
oleh Meihsiu.
Tiga puluh menit
kemudian, “Ini kah, rumahnya…?” gumam Michelle mengagumi rumah itu, dia lalu
menekan belnya. Dan tak lama kemudian seorang pria bertubuh tinggi membukakan
pintu untuknya.
“Perkenalkan
namaku Michelle Kim, aku pengganti bibi Xiao Peng…” kata Michelle lalu
menegakan kepalanya. “Oh…”
“Kau!” kata
Michelle bersamaan dengan pria itu sembari saling menunjuk satu sama lain.
-
“Meihsiu…” panggil
Tao sembari mengetuk pintu rumah Liu Meihsiu.
“Ya…” Meihsiu
membuka pintunya, “Oh, Tao…ada apa kau datang kemari?” Tanya Meihsiu.
“Aku hanya ingin
bertanya apa Michelle datang kemari? Aku dengar kau teman baik Michelle setelah
Yixing…” kata Tao.
“Michelle?” Tao
mengangguk, “Aah…memangnya kenapa kau mencari Michelle?” Meihsiu berpura-pura
tidak tahu.
“Michelle kabur
dari rumah…”
“Apa!!! Kenapa dia
bisa kabur dari rumah begitu, memangnya ada masalah apa sebenarnya?” Meihsiu
berakting.
“Tidak terjadi
apa-apa hanya masalah keluarga…Michelle datang kesini atau tidak?” Tanya Tao.
Meihsiu
menggelengkan kepalanya, “Tidak…terakhir kali Michelle datang kemari minggu
kemarin,”
Tao tertunduk
lesu, “Ya sudahlah terima kasih…aku pergi dulu,” kata Tao sembari meninggalkan
rumah Meihsiu.
“Huuuh…” Meihsiu
bernafas lega.
-
“Aku tidak
menyangka kau akan bekerja padaku…ahh disana kamarmu dan juga ada kopermu
disana, akan aku jelaskan pekerjaanmu disini, pertama kau harus bangun sebelum
aku bangun…kedua, saat aku bangun dimeja harus sudah tersedia makanan, ahh aku
alergi kepiting dan aku juga sangat benci sayur dan satu lagi kalau kau memasak
ikan pastikan itu jenis ikan dori atau salmon karena jenis lainnya aku
alergi…ketiga, kau harus membersihkan seluruh bagian rumah ini setiap saat…keempat,
jangan pernah memberiku susu atau kopi…jelas?” Tanya Yifan.
Michelle
mengangguk, “Pria gila ini cerewet sekali…” gerutunya.
“Ahh satu lagi…”
Yifan berbalik, membuat Michelle kaget. Yifan mendekatkan wajahnya pada
Michelle, “Jangan pernah membicarakanku dibelakang, aku tidak suka!” lalu Yifan
masuk kedalam kamarnya.
“Ahh…dia
benar-benar saiko…menyebalkan sekali, kenapa aku harus bekerja disini! Aish!”
gerutu Michelle.
Pintu kamar Yifan
terbuka, “Kenapa kau masih berdiri disana? Cepat bekerja!” bentak Yifan.
“Iya…kau ini
pemarah sekali, nanti wajahmu itu akan cepat berkeriput…” kata Michelle lalu
masuk kedalam kamarnya.
“Gadis aneh!”
gumam Yifan lalu menutup pintu kamarnya.
Michelle keluar
dari kamar mandi dan mengenakan pakaian dalamnya. Tapi tiba-tiba Yifan masuk
tanpa permisi. “Ahhhhh….!!!!” Teriak Michelle lalu mengambil bed cover untuk
menutupi tubuhnya. “Kau ini!!! Kenapa masuk kekamarku tanpa permisi!!!”
Yifan sedikit
canggung, “Lalu kenapa kau tidak mengunci kamarmu!! Aku tadi haus, aku
memanggilmu berkali-kali tapi kau tidak menjawabnya jadi aku masuk saja
kekamarmu…”
“Kau kan bisa
mengetuk pintu terlebih dahulu!!!” bentak Michelle.
“Hei!! Aku tidak
melihat apapun! Bahkan dadamu yang datar itu, aku tidak melihatnya!!!” kata
Yifan.
“Apa!!! Kau bilang
dadaku datar!!! Dasar cabul!!” teriak Michelle sembari melempari Yifan dengan
bantal.
Yifan segera
keluar dari kamar Michelle, dia memegangi dadanya yang berdetak begitu kencang.
“Aish…kenapa jantungku berdetak begitu kencang!”
-
“Sudah dua hari
berlalu, Michelle tidak kembali juga…” Ny.Lee gelisah. “Sekarang ini dia sedang
apa, dan dia ada dimana sekarang ini…”
“Sudahlah kenapa
kau terus cemas seperti itu…dia pasti akan kembali!” kata Tn.Lee kekeuh.
“Tapi buktinya dia
tidak kembali juga sampai saat ini, bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan
Michelle?”
“Kau ini…pergilah
belanja dan segarkan pikiranmu…”
“Kalau sampai
terjadi sesuatu pada Michelle, itu semua adalah salahmu!” kata Ny.Lee sembari
melenggang pergi meninggalkan suaminya itu di halaman depan.
“Wanita itu
memang sulit…”
-
Michelle terlihat
tengah membersihkan ruang tengah dengan vacuum cleaner, sedangkan Yifan tengah
asyik menonton televise sembari memakan cemilan. Cemilan Yifan berceceran
dilantai, hingga berulang kali Michelle harus membersihkannya lagi dan lagi.
Hingga dia muak. Dan memvacum semua cemilan Yifan dimeja.
“Hei…kenapa kau
memvacum cemilanku?” Tanya Yifan.
Michelle hanya
diam, “Apa kau bisu!!!” bentak Yifan. Michelle tetap diam, lalu melangkah pergi
kedapur untuk menyiapkan makan malam.
“Aku harus
membalasnya…” batin Michelle.
Tak lama
kemudian, Yifan datang mendekat kemeja makan. Telihat bermacam hidangan yang
terlihat begitu enak, Michelle lalu duduk dikursi bersebrangan dengan kursi
duduk Yifan.
“Apa yang kau
lakukan?” Tanya Yifan.
“Mau apa lagi
tentu saja mau makan…” kata Michelle hendak mengambil lauk dengan sumpit tapi
Yifan tidak mengizinkannya.
“Kau kira, aku
mau makan semeja denganmu…makanlah setelah aku selesai makan!” kata Yifan
semabri melahap makanannya.
“Dasar pelit…”
batin Michelle.
“Aduh…kenapa
gatal sekali, Michelle kau memberi apa dimakanan ini?” Tanya Yifan.
“Aku tidak memberi
apapun disana, hanya ada daging kepiting…” kata Michelle.
“Apa!!!! Aku kan
sudah bilang aku alergi kepiting!!!” bentak Yifan. “Aduh…” Yifan memegangi
kepalanya dan tak sadarkan diri.
“Oh…Yifan!!
Yifan!!! Bangun!!! Aish…apa sebegitu parah alerginya pada kepiting…” Michelle
lalu mengalungkan tangan Yifan dipundaknya dan memapahnya ke kamar Yifan.
“Ouh…kau berat sekali!!” gerutu Michelle lalu membaringkan Yifan diranjang.
“Yifan
bangunlah!!” Michelle terus menepuk pipi Yifan, dan tiba-tiba tangan Yifan
menarik tubuhnya mendekat lalu menindih tubuh Michelle. “Apa yang mau kau
lakukan!!” Michelle ketakutan.
“Memberimu sedikit
pelajaran atas apa yang kau lakukan padaku…” Yifan menyeringai.
“A…apa yang mau
kau lakukan padaku!!!” Michelle semakin ketakutan, Yifan perlahan membuka
kancing bajunya dan melepas bajunya. Hingga kini, dia telanjang dada. “Aku
mohon jangan lakukan itu, aku masih suci jangan nodai aku…” Michelle memejamkan
kedua matanya.
Yifan beranjak
dari tubuh Michelle, “Ambil krim di laci mejaku dan oleskan dipunggungku…ini
gatal sekali…”
Mata Michelle
terbelalak, “Apa?” Tanya Michelle.
“Aku bilang ambil
krim dilaci mejaku dan oleskan dipunggungku…” ulang Yifan.
“Kau ini!!”
Michelle memukuli lengan Yifan, “Kau membuatku takut saja…”
Yifan tertawa,
“Kau kira aku mau melakukan itu? Yang benar saja…untuk apa aku memperkosa gadis
berdada datar sepertimu…” canda Yifan.
Michelle mencubit
perut Yifan, “Kau puas! Bercandamu sangat tidak lucu…” kata Michelle beranjak
dari ranjang dan mendekat ke meja kerja Yifan mengambil krim alerginya.
“Ini! Kau oleskan
saja itu sendiri!!!” kata Michelle sembari melempar krim itu pada Yifan dan
keluar dari kamar Yifan.
“Hei..kau!! aish
menyebalkan sekali!!”
Michelle masih
berdiri didepan pintu kamar Yifan, memegangi jantungnya yang hampir copot
karena Yifan. “Benar-benar…pria gila!!!
-
-
-TBC-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar