Sabtu, 17 Oktober 2015

Fanfiction Step Mad 6









Title : Step Mad  - Chapter 6 –
Author : Liany Wu
Rating : PG15
Length : Chaptered
Genre : Romance
Cast :
-          Wu Yifan
-          Michelle Kim
-          Huang Zitao
-          Liu Meihsiu and Others
Disclamer : Cerita ini hasil karangan saya dan milik saya sendiri, sedangkan tokoh milik Tuhan YME dan orang tua masing-masing tokoh.
Warning : Don’t be a plagiators and siders! ^.^
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------     
  “Mana Michelle dan Yifan?” tanya Xiumin.
  “Yifan sakit, jadi tidak bisa ikut bersama kita…” kata Luhan.
   “Michelle ikut kan?” tanya Meishiu.
   Luhan menghela nafasnya, “Tidak…dia bilang mau menjaga Yifan, jadi dia tidak ikut bersama kita…” kata Luhan.
   “Lalu?”
   “Yah…kita kepantai hanya bertiga saja…” kata Luhan.
   Meihsiu mengerucutkan bibirnya, “Hufht…kalau Michelle tidak ikut aku juga tidak jadi ikut,” kata Meihsiu.
   “Aku juga tidak jadi ikut, kalau Meihsiu tidak ikut…” kata Xiumin.
   “Hei…kenapa semua orang tidak jadi ikut sih, hei!” teriak Luhan, tapi Xiumin dan Meihsiu tak menghiraukannya. “Aish…benar-benar!”
-
   “Yifan…bangunlah lalu makan, aku sudah buatkan bubur untukmu…” kata Michelle masuk kedalam kamar Yifan sembari membawa nampan berisi bubur, air dan juga obat.
   Yifan bangkit dari tidurnya, Michelle lalu membantu Yifan bangun. “Ayo katakan aaa…” kata Michelle lalu menyuapi Yifan.
  “Maaf ya…” kata Michelle.
   “Untuk apa?” tanya Yifan.
   Michelle menghela nafasnya, “Maaf, karena aku kau jadi sakit begini…” kata Michelle.
   Yifan tersenyum kecil, “Itu bukan salahmu…” kata Yifan, “Aku tidak mau makan lagi…” kata Yifan.
   “Tapi kau baru makan sesuap,” kata Michelle.
   Yifan menggelengkan kepalanya, “Buburnya tidak enak…” kata Yifan, Michelle mendengus.
   “Ya sudah…” kata Michelle lalu beranjak membawa nampan itu keluar kamar Yifan, belum melangkahkan kakinya tiba-tiba Yifan menarik baju Michelle. “Apa?” tanya Michelle.
   Yifan mengambil nampan itu dari Michelle kemudian meletakannya dimeja, Yifan menarik Michelle hingga kini Michelle ada dipangkuannya. “Aku rasa aku mulai menyukaimu…” kata Yifan lalu mencium bibir Michelle, mata Michelle terkejut saat Yifan mencium bibirnya itu.
   Tapi entah mengapa, perlahan mata Michelle mulai terpejam. Yifan melepas ciumannya itu, lalu memeluk Michelle. “Aku mencintaimu…” kata Yifan.
   Michelle membalas pelukan Yifan, “Aku tidak tahu aku mencintaimu atau tidak, tapi aku merasa nyaman berada didekatmu…” kata Michelle.
-
   “Apa? Yifan bilang dia mencintaimu?” Meihsiu terkejut usai mendengar cerita sahabat karibnya itu, Michelle. “Lalu, lalu kau membalasnya apa?” tanya Meihsiu.
   “Aku bilang aku tidak tahu aku mencintainya atau tidak, begitu…” kata Michelle, membuat Meihsiu memukul kepala Michelle. “Arghh! Sakit!!”
   “Kau ini bodoh atau apa? Kau mengatakan itu pada Yifan…aish, kalau aku jadi kau aku pasti akan mengatakan kalau aku mencintainya…” kata Meihsiu.
   Michelle memegangi kepalanya yang sakit, “Itu kan kalau kau jadi aku…tapi aku adalah aku dan kau adalah kau! Aku hanya belum bisa menyimpulkan apa yang kurasakan pada Yifan…” kata Michelle.
   “Mudah saja…apa yang kau rasakan saat kau dekat dengannya?” tanya Meihsiu.
   Michelle berpikir, “Aku merasa nyaman bersamanya walau kau tahu sendiri dia pria yang dingin, aku suka kalau dia sedang memarahiku dan aku suka saat dia mengkhawatirkanku, meski dia mengelak kalau dia mengkhawatirkanku…” kata Michelle.
  “Aish…itu tandanya kau menyukainya…” kata Meihsiu.
   “Benarkah?”
-
   “Apa tuan memanggilku?” tanya bawahan Tao.
   Tao mengangguk lalu memutar kursinya, “Culik Sehun…dan sekap dia ditempat biasa…” kata Tao sembari melempar kunci pada bawahannya itu.
   “Maksud tuan Sehun putra dari Sejin Grup?” tanya bawahannya.
   “Bukan…tentu saja Sehun yang itu memangnya yang mana lagi!” bentak Tao.
   Bawahannya tertunduk, “Maaf tuan…” katanya sembari memungut kunci yang diberikan oleh atasannya itu.
   “Pergilah…” kata Tao.
   Bawahan Tao mengangguk, lalu keluar dari ruangan Tao. “Sehun…apa kau tahu sesuatu tentang Michelle?” batinnya.
-
  “Aku pulang…” kata Michelle sembari masuk kedalam rumah. “Oh…kau sudah bangun, bagaimana sudah baikan?” tanya Michelle mendekat kearah Yifan, dan memeriksa suhu tubuh Yifan. “Demamnya sudah turun…”
   Yifan tersenyum, “Duduklah…aku sudah menyiapkan makan malam,” kata Yifan menarik kursi untuk Michelle duduk.
   “Kau yang memasaknya?” tanya Michelle.
   Yifan mengangguk, “Makanlah yang banyak…” kata Yifan menaruh beberapa lauk dimangkuk Michelle.
    “Eumm…enak, kau pandai juga memasak…” puji Michelle, Yifan hanya tersenyum. “Aah…Yifan,” panggil Michelle.
   “Apa?”
   Michelle meremas-remas tangannya, gugup. “Apa yang tadi siang kau katakan itu sungguhan? Atau kau hanya mengigau?”
  Yifan terkekeh, “Kau menganggapnya serius? Hahaha…lucu sekali…” tawa Yifan.
   “Jadi…kau membohongiku? Lalu apa maksudnya kau menciumku?” tanya Michelle.
   “Aku hanya mempermainkanmu saja…seperti boneka,” kata Yifan.
   Sebuah tamparan mendarat dipipi kiri Yifan, “Kau jahat sekali…” kata Michelle lalu pergi masuk kedalam kamarnya.
   Yifan terdiam, sedangkan Michelle meringkuk memeluk kedua lututnya sembari menangis tersedu-sedu. “Bodoh…kenapa aku mempercayai perkataan pria gila itu! Bodoh sekali!” sesal Michelle memukuli kepalanya sendiri.
   Senyum Yifan terlukis dibibirnya, dia lalu berjalan mendekat kekamar Michelle kemudian mengetuknya. “Michelle…ayo kita bicara…” kata Yifan.
   “Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, apa sekarang kau puas mempermainkanku seperti ini? Hah!” kata Michelle penuh emosi dibalik pintu.
   “Keluarlah dulu, ada yang harus kusampaikan…” kata Yifan.
   Michelle keluar dari kamarnya, “Apa? Apa yang mau kau sampaikan? Hah! Apa!” bentak Michelle.
   “Aku mencintaimu…” kata Yifan.
   Michelle tersenyum sinis, “Kau mau menipu lagi? Mempermainkanku lagi? Iya!” kata Michelle tak percaya.
   “Kali ini aku berkata jujur…” kata Yifan lalu memegang tangan Michelle dan meletakannya didadanya. “Kau merasakannya kan? Jantungku berdebar kencang…”
   Michelle menatap Yifan, “Sekarang kau percaya? Apa perlu aku berteriak didepan khalayak banyak kalau aku mencintaimu?” kata Yifan.
  Michelle memukul dada Yifan, “Kau kekanakan!” kata Michelle, Yifan lalu memeluk Michelle dan mencium keningnya.
   “Maafkan aku…sudah membuatmu menangis,” kata Yifan.
   Michelle mendongakkan kepalanya, “Yifan…”
   “Iya…”
   “Sekarang aku tahu…” kata Michelle.
   “Tahu apa?” tanya Yifan.
   Michelle menatap Yifan, “Kalau aku mencintaimu…Yifan, aku mencintaimu…” kata Michelle lalu memeluk Yifan.
   Yifan memeluk Michelle erat, lalu mencium kening Michelle. “Aku juga mencintaimu…”
-
   Sehun sadarkan diri, usai suntikan obat bius orang yang tak dikenalnya. “Aku ada dimana? Siapapun tolong aku!” teriak Sehun.
   Sehun terus memberontak, tapi apa daya tangan dan kakinya diikat. “Siapapun tolong aku!!!” teriak Sehun lagi.
   Tiba-tiba seseorang masuk kedalam apartemen megah tempat Sehun disekap, “Percuma, kau berteriak sekeras apapun…tidak ada orang yang akan mendengarmu, apartemen ini kedap suara…”
   “Kau…bukankah kau?” kata Sehun mengenali orang tersebut.
   “Iya…aku Huang Zitao putra pemilik Huang grup, Huang Zi Feng…” kata Tao.
   “Kenapa kau menyekapku seperti ini?” tanya Sehun.
   Tao tertawa, “Aku hanya ingin menanyakan beberapa hal padamu…kau mengenal Michelle?” tanya Tao.
   Sehun mengangguk, “Ya aku mengenalnya, Michelle Kim bukan?” kata Sehun memastikan.
   “Ya…saat dipesta topeng bukankah kau berdansa dengan Michelle?” Sehun mengangguk, “Apa Michelle datang kepesta itu denganmu?”
   “Tidak…aku tidak tahu Michelle datang kepesta itu dengan siapa…” kata Sehun.
   “Lalu bagaimana bisa kau mengenali Michelle, padahal Michelle mengenakan topeng…kau pasti sudah tahu kalau itu Michelle karena dia datang denganmu kan!” kata Tao sembari menggebrak meja.
   Sehun tersentak, “Dia tidak datang bersamaku…aku mengetahui itu Michelle, karena terlebih dahulu Michelle mengenaliku dan dia menyebutkan namanya…jadi aku tahu kalau itu adalah Michelle.” Jelas Sehun.
   “Benarkah? Dia tidak datang bersamamu? Lalu dia datang bersama siapa?” tanya Tao lagi.
   “Sudah kukatakan! Aku tidak tahu, aku juga tidak menanyakannya…” kata Sehun.
   “Baiklah kalau itu memang kebenarnya…pastikan dia meminum obatnya!” kata Tao lalu pergi meninggalkan Sehun.
   Sedang bawahan Tao tengah menahan Sehun agar mau meminum obat pelumpuh otak. Agar dia tidak mengingat kejadian ini.
-
    Luhan masuk kerumah Yifan, “Hey everybody…” sapa Luhan tapi tak ada yang menjawabnya. “Kemana mereka? Apa mereka masih tidur?” Luhan lalu melangkahkan kakinya kekamar Yifan, “Yifan…” betapa terkejutnya dia setelah membuka pintu kamar Yifan.
   “Oh my god…” kata Luhan saat melihat Yifan dan Michelle tidur satu ranjang. “Hei!!! Bangun ini sudah siang!!!” teriak Luhan membangunkan Yifan dan Michelle.
   “Ya Tuhan!” Yifan terkejut saat melihat Luhan.
   “Hei, Yifan…kau dan Michelle tidur satu ranjang…apa kau membius Michelle?” prasangka Luhan.
   “Ada apa ini? Kenapa ribut sekali…” kata Michelle beranjak dari tidurnya, “Luhan!! Sedang apa kau pagi-pagi sudah bertamu…” kata Michelle terkejut.
   Luhan menggelengkan kepalanya, “Ck ck ck ck…tak bisa dipercaya Michelleku cantik tidur bersama Yifan…kau bahkan selalu pergi setiap kali aku menyandarkan kepalaku dibahumu, tapi ini wah…”
   Yifan melempar Luhan dengan bantal, “Kami hanya tidur bersama…tidak lebih, aku bukan pria brengsek sepertimu…yang meniduri banyak wanita dalam waktu singkat,” olok Yifan.
   “Kenapa kau jadi menyinggungku…sudahlah kita lupakan saja, Michelle…” kata Luhan memegang tangan Michelle.
  “Apa?”
   “Aku lapar…” kata Luhan.
   Yifan mendengus, “Jadi kau datang pagi-pagi hanya untuk menumpang sarapan? Benar-benar…sudahlah aku mau mandi dulu…” kata Yifan lalu beranjak ke toilet.
   “Michelle…apa yang dilakukan Yifan padamu?” bisik Luhan.
   Michelle mendorong dahi Luhan, “Kau ini…minggir katanya kau lapar,” kata Michelle bergegas kedapur untuk menyiapkan sarapan.
   “Michelle, ceritakan padaku…” pinta Luhan.
   “Dia tidak berbuat apapun padaku…” kata Michelle.
   “Kau pasti bohong, iya kan?”
   Michelle menghela nafasnya, “Terserahmu sajalah!”
-
   “Meihsiu kau dipanggil oleh Ny.Xiu…” kata rekan kerja Meihsiu.
   Meihsiu mengangguk, “Ada apa ini? Apa aku akan dipecat karena mencintai Xiumin?” batinnya cemas.
   Klek…
   Meihsiu masuk keruangan Ny.Xiu, “Nyonya memanggilku?” tanya Meihsiu, Ny.Xiu mengangguk.
   “Duduklah…” kata Ny.Xiu. “Aku sering melihatmu bersama dengan anakku, Xiumin…apa kau mencintai anakku itu?” tanya Ny.Xiu.
   “I…iya nyonya, aku mohon jangan memecatku nyonya…” kata Meihsiu tertunduk.
   Ny.Xiu menyunggingkan senyuman pada Meihsiu, “Aku tidak akan memecatmu…malahan aku ingin mengangkatmu…”
   Meihsiu menegakkan kepalanya, “Mengangkatku?” tanya Meihsiu tak mengerti.
   Ny.Xiu mengangguk, “Iya…mengangkatmu untuk menjadi menantuku…” kata Ny.Xiu, membuat Meihsiu terkejut.
   “Menantu?” kata Meihsiu tak percaya.
   “Apa kau tidak mau?” tanya Ny.Xiu.
   Airmata haru membasahi pipi Meihsiu, “Tentu saja…aku mau nyonya…” katanya tersenyum.
-
   “Aku sangat kecewa pada anakmu, presdir…” kata Oh Seo Jin, pemilik Sejin Grup.
  Huang Zi Feng tak mengerti, “Kecewa? Karena apa?” tanyanya.
   “Dia telah menghinaku, dia menyekap anakku dan memberinya obat pelumpuh otak…untung saja, ada seseorang yang menolongnya jika tidak anakku mungkin akan lumpuh seumur hidupnya!”
   “Apa?”
   “Kita putuskan saja mitra kerja kita…aku akan mencabut semua sahamku diperusahaanmu!” kata Oh Seo Jin lalu melangkah pergi.
   “Tapi…presdir…”
-

-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar