Sabtu, 17 Oktober 2015

Fanfiction Step Mad 8

Title : Step Mad  - Chapter 8 –
Author : Liany Wu
Rating : PG15
Length : Chaptered
Genre : Romance
Cast :
-    Wu Yifan
-    Michelle Kim
-    Huang Zitao
-    Liu Meihsiu and Others
Disclamer : Cerita ini hasil karangan saya dan milik saya sendiri, sedangkan tokoh milik Tuhan YME dan orang tua masing-masing tokoh.
Warning : Don’t be a plagiators and siders! ^,^   
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------     
   Bucket bunga pernikahan Meihsiu terlihat menghiasi meja kaca itu, sedang Michelle tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk orang tercintanya. Yifan.
   Yifan keluar dari kamarnya lalu mendekat ke dapur, lalu mencium kening Michelle. “Duduklah,” kata Michelle, Yifan menangguk. “Tunggu…” kata Michelle lalu membenarkan kerah baju Yifan. “Kau sangat tampan…”
   “Kau baru menyadarinya? Aku memang sangat tampan…” kata Yifan lalu duduk.
  “Dasar!” decak Michelle lalu duduk.
   “Michelle…” panggil Yifan, Michelle menatap Yifan. “Aku mungkin akan pulang larut nanti, jadi kau tidak perlu menyiapkanku makan malam…”
   “Kenapa?” tanya Michelle.
   “Aku ada acara makan malam dengan rekan kerjaku dari Jerman…” Kata Yifan.
   Michelle mengangguk, “Baiklah…” singkat Michelle.
  Yifan selesai sarapan, “Aku pergi dulu…kau jaga diri baik-baik dirumah ya,” kata Yifan, mengecup bibir Michelle sekilas.
   Michelle mengangguk, lalu mengantarkan Yifan hingga keteras rumah. “Hati-hati ya…” kata Michelle sembari melambaikan tangannya.
  Yifan tersenyum, lalu melajukan mobilnya. Michelle menghela nafasnya lalu masuk kerumah tapi tiba-tiba…
  “Michelle…” panggil Emma.
   “Ohh kau…” kata Michelle sembari tersenyum. “Ayo masuk…” kemudian Michelle dan Emma masuk kedalam rumah. “Duduklah, kau mau minum apa?” tanya Michelle.
   “Eumm…tidak perlu repot-repot, orange jus saja…” kata Emma.
   “Kau bilang tidak perlu repot-repot…dasar!” gerutu Michelle.
   Ting Tong…
   Bel rumah berbunyi, “Tunggu sebentar ya, aku mau membuka pintunya dulu…” kata Michelle, Emma mengangguk.
  Michelle berjalan mendekat kearah pintu, lalu dia membukanya. “Tao…” katanya.
  “Michelle, siapa yang datang?” tanya Emma lalu mendekat kearah pintu, betapa terkejutnya dia saat melihat Tao berdiri disana.
   “Lama tidak bertemu, Michelle…” kata Tao sembari tersenyum lalu menarik tangan Michelle.
   “Lepaskan!!! Lepaskan!!!” teriak Michelle.
   “Tao lepaskan Michelle!!” kata Emma berusaha melepaskan Michelle dari Tao, tapi sebuah pukulan keras mendarat dipunggung Emma. Emma kehilangan kesadarannya.
   “Emma!!!” teriak Michelle, sebelum Tao membekap mulutnya dengan obat bius.
-
   Materi presentasi Yifan jatuh berantakan kelantai, “Eumm…maafkan saya,” kata Yifan semabri membungkuk mengambil materi presentasinya.
   “Ada apa ini?” tanya Yifan dalam hati.
   Tiba-tiba ponsel milik Yifan bordering, “Maaf saya permisi dulu…” kata Yifan lalu menghilang dari ruang meeting. “Ada apa Luhan?” tanya Yifan. “Apa!!! Michelle diculik?” Yifan terkejut usai mendengar Luhan yang mengatakan Michelle diculik oleh Tao.
   “Baiklah…aku akan pulang sekarang juga!” kata Yifan lalu menutup teleponnya.
   “Direktur, anda mau pergi kemana? Semua orang sudah menunggu presentasi anda..” kata Sekretaris Yang.
   “Kau saja yang presentasi…” kata Yifan lalu beralri meninggal sekretari Yang didepan ruang Meeting.
   “Direktur!!! Direktur!!! Aish…bagaimana ini?” kata Sekretaris Yang bingung harus berbuat apa.
-
   Semua orang sudah berkumpul dirumah Yifan termasuk ayah dan ibu Michelle. “Emma…kau tahu kemana Michelle dibawa?” tanya Luhan.
   “Kau ini bodoh sekali! Mana mungkin Emma tahu, dia kan jatuh pingsan…” kata Chen memukul kepala Luhan.
   “Lalu kita harus berbuat apa? Kita tidak tahu kemana Tao membawa Michelle pergi!” kata Luhan cemas.
   “Michelle kau ada dimana?” tangis Ny.Lee, Meihsiu memeluk ibu Michelle itu untuk membuatnya lebih tenang sedikit.
   Klek…
   “Yifan…” kata Xiumin.
   “Maaf aku terlambat…” kata Yifan dengan nafas tersenggal-senggal. “Bagaimana apa sudah ada yang melapor polisi?” tanya Yifan.
   Tn.Lee mengangguk, “Aku sudah melaporkannya…”
   “Maafkan aku…karena aku Michelle diculik oleh Tao…” kata Tn.Huang tertunduk.
   “Ini bukan salahmu, paman…” kata Xiumin.
   “Yifan kau mau kemana?” tanya Chen.
   “Aku harus mencari Michelle! Aku tidak mau sesuatu terjadi pada Michelle!” kata Yifan dengan matanya yang merah.
   “Yifan…tunggulah disini, polisi yang akan mencari Michelle…” kata Xiumin.
   “Tidak!!! Aku tidak bisa tinggal diam disini!! Aku harus mencarinya…” kata Yifan.
   “Yifan tenanglah…apa kau tahu kemana harus mencari Michelle? Tidak kan? Jadi tenanglah!” kata Chen menenangkan Yifan.
   “Tapi Michelle diluar sana bersama dengan Tao brengsek itu!” tangis Yifan.
   Chen menahan Yifan, “Tenanglah…kita sudah mengirim para penjaga untuk mencari Tao dan Michelle ditempat-tempat yang sering Tao datangi…” kata Chen.
   “Bagaimana bisa aku…membiarkan Michelle disana ketakutan…” tangis Yifan.
   “Aku tahu harus bagaimana…” kata Emma.
   “Apa?” tanya Yifan, “Katakan apa yang harus kulakukan?”
   “Michelle membawa ponsel,” kata Emma.
   “Aku akan menghubunginya…” kata Yifan.
   “Jangan kak…Tao akan tahu nanti…kakak saat itu bukankah memasang program pelacakan diponsel Michelle?” tanya Emma, Yifan mengangguk. “Nah…saat ini kakak tahu apa yang harus kakak lakukan kan?”
   Yifan mengangguk, dia lalu mengambil ponselnya disaku jasnya. Dia melihat dimana Michelle berada, Yifan segera bergerak. “Yifan aku ikut…!” kata Luhan.
   “Tidak, biar aku saja yang datang kesana…” kata Yifan.
   “Tidak! Aku tidak setuju!” kata Tn.Huang, “Tao membawa pistol, dia bisa saja menembakmu nanti…” lanjutnya.
   Yifan berpikir, lalu menjelaskan strateginya pada semua orang. “Ini pasti akan berhasil…” pikir Yifan.
-
   Michelle sadarkan diri, dia memegangi kepalanya yang sakit. “Aku ada dimana?” tanya Michelle melihat kesekeliling ruangan itu.
   “Kau ada digereja…” kata Tao.
   “Apa yang mau kau lakukan padaku?” kata Michelle takut.
   Tao mendekat lalu memegang dagu Michelle, “Mudah saja…aku hanya ingin kau menjadi milikku untuk selamanya…” kata Tao.
   Michelle membuang muka, lalu berlari. “Mau kemana kau? Kau tidak mungkin bisa pergi dari sini…” kata Tao, benar saja Michelle tidak bisa kemanapun karena kakinya dirantai.
   “Tao…aku mohon lepaskan aku!” kata Michelle berlutut.
   “Aku tidak akan melepaskanmu, sebelum kau resmi menjadi milikku…” kata Tao.
   “Itu tidak akan perna terjadi!!” kata Yifan.
   Tao tersenyum sinis, “Wah wah…pahlawan kesiangan datang…ck ck ck…apa ini yang namanya cinta sejati?” kata Tao lalu tertawa.
   “Lepaskan Michelle!” kata Yifan.
   “Tidak akan pernah!” kata Tao lalu menodongkan pistol dikepala Michelle. Mata Yifan terbelalak. “Coba saja mendekat, melangkahkan kakimu satu langkah saja…kepala orang yang kau cintai ini akan meletus! Dor!” kata Tao lalu tertawa.
   “Bukankah kau mencintai Michelle? Bagaimana bisa kau melakukan itu padanya?” kata Yifan.
   “Mudah saja…kalau aku tidak bisa memilikinya, maka kau atau orang lain juga tidak bisa memilikinya…” kata Tao.
   “Yifan…” airmata Michelle membasahi pipinya.
   Dor!!!!
   Pistol Tao terlempar, setelah tembakan peluru oknum polisi mengenai pistolnya. “Kau curang!” kata Tao pada Yifan.
   “Angkat tangan!!” kata polisi.
   Tao mengangkat tangannya lalu berlari kabur tapi dengan sigap polisi menembak kaki Tao melumpuhkan pergerakannya. Dia tertangkap.
   “Bawa dia kekantor!” kata salah satu pimpinan polisi.
   “Terima kasih…” kata Tn.Huang dan Tn.Lee.
   “Michelle kau baik-baik saja?” tanya Yifan, Michelle tak bersuara dia langsung memeluk Yifan seerat yang dia mampu. “Tenanglah aku ada disini bersamamu…” kata Yifan mencium kening Michelle.
-
   3 tahun kemudian…
   Setelah kejadian mengerikan itu, Yifan semakin menunjukkan rasa cintanya pada Michelle. Kini Michelle tengah mengandung anak Yifan, dua bulan lagi tangisan bayi itu akan menjadi pelengkap kehidupan rumah tangga mereka berdua.
   Disisi lain, Yixing orang yang pernah Michelle cintai kini sudah menikah dengan tunangannya Cessa. Dia sudah menjadi seorang ayah kini. Sedangkan Luhan, dia masih melajang sampai saat ini. Mungkin dia terkena hukum alam karena sering meniduri wanita. Chen dia masih sibuk dengan studinya untuk mendapat gelar S3. Meihsiu dan Xiumin, sedang sibuk mengurusi anak kembarnya. Dan terakhir Emma, dia sedang berjuang keras untuk cintanya. Yah, Tao dia masih sangat mencintainya, setiap saat Emma membesuk Tao yang berada dibalik jeruji besi.
   Yifan mengelus-elus perut Michelle yang buncit itu, “Cepatlah keluar, ayah ingin memberikan adik untukmu…” kata Yifan.
   Michelle memukul bahu Yifan, “Kau ini!” decak Michelle.
   “Kenapa? Bukankah kita sudah sepakat akan memiliki banyak anak…aku ingin memiliki 11 anak, seperti team sepakbola…” kata Yifan.
   “Hei…China sudah sangat sempit, dan kau ingin memiliki anak sebanyak itu? Kalau begitu kau saja yang hamil dan melahirkannya!” kata Michelle lalu beranjak pergi.
  Yifan menahan Michelle untuk tidak pergi, “Kalau aku bisa, aku mungkin sudah melahirkan 5 anak sekarang…” kata Yifan lalu memeluk Michelle. Kemudian melepaskannya, “Aish…ini sangat menganggu,” kata Yifan karena perut Michelle yang membesar. Kemudian memeluk Michelle lagi.
   “Yifan…” panggil Michelle.
   “Apa?” tanya Yifan.
   “Aku mencintaimu…” kata Michelle.
   Yifan tersenyum, lalu mengecup bibir Michelle. “Aku juga mencintaimu,” kata Yifan. “Pokoknya kita harus memiliki 11 anak…” kata Yifan mulai lagi.
   “Aku tidak mau!” kata Michelle.
  “Baiklah 10 anak?” tawar Yifan.
   “Itu masih terlalu banyak kalau kau masih mau hidup di China…” kata Michelle.
   “Baiklah kita pindah ke Singapura, disana penduduknya masih sedikit…jadi kita bisa memiliki banyak anak disana…” kata Yifan.
   “Aku bilang aku tidak mau!” kata Michelle kekeuh. “Kalau kau masu mempunyai anak sebanyak itu, menikahlah dengan wanita lain!” kata Michelle asal.
   “Benarkah? Kau mengizinkanku memadumu?” goda Yifan.
   Michelle mengepalkan tangannya, “Kalau kau melakukannya, awas saja!” ancam Michelle.
   “Tadi kau bilang boleh…” kata Yifan.
   “Tidak…siapa yang mengatakan kau boleh melakukannya…” elak Michelle.
   “Tadi…”
   “Tidak!”
   “Iya…!!”
   “Aku bilang tidak!!!” kata Michelle.
   “Tapi, kau tadi mengizinkannya…” kata Yifan lagi.
   “Kalau ka uterus mengatakan itu! Malam ini kau tidur diluar!” kata Michelle lalu melangkah pergi.
   Yifan mengejar Michelle, “Hei…aku hanya bercanda, baiklah maafkan aku…” kata Yifan lalu memegang tangan Michelle, “Aku minta maaf, istriku yang cantik…” kata Yifan.
   “Baiklah aku memaafkanmu…” kata Michelle, “Tapi…”
   “Apa?” tanya Yifan.
   Michelle menyemprotkan air pada Yifan, “Kau harus mandi dulu…” kata Michelle.
   “Hei…aku sudah mandi!!” kata Yifan mencoba meraih semprotan air dari tangan Michelle dan berhasil. Yifan berbalik menyemprotkan air pada Michelle.
   “Hei! Hentikan! Kau tidak sayang anakmu…ahh dingin sekali!” kata Michelle menghindari semprotan air Yifan.
   Yifan mematikan semprotan airnya, kemudian membuka bajunya. “Apa?” kata Michelle.
   “Panas tubuh?” kata Yifan merentangkan tangannya.
   Michelle lalu mendekat dan memeluk tubuh Yifan. “Aku mencintaimu!”
-
-END-

 

Hehe...happy ending deh, mian ya karena authornya masih kacangan jadi ceritanya masih gitu" aja. Maklum baru belajar, semoga gak kapok" ya baca fanfiction disini. Abis fanfiction ini Insya Allah, saya mau keluarin fanfiction baru masih sama si Kris hahaha....di fanfiction selanjutnya Kris duda lohh punya anak satu, pengin tahu ceritanya? tunggu ya kedatangannya, hehe...^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar