Title : Step Mad -
Chapter 7 –
Author : Liany Wu
Rating : PG15
Length : Chaptered
Genre : Romance
Cast :
-
Wu Yifan
-
Michelle Kim
-
Huang Zitao
-
Liu Meihsiu and Others
Disclamer : Cerita ini hasil karangan saya dan milik saya
sendiri, sedangkan tokoh milik Tuhan YME dan orang tua masing-masing tokoh.
Warning : Don’t be a plagiators and siders! ^.^
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Apa ini?” tanya
Michelle mengambil amplop yang diberikan oleh Meihsiu.
“Bukalah…” kata
Meihsiu.
Michelle lalu
membukanya, “Hah!! Kau dan Xiumin…” Michelle terkejut usai melihat isi amplop
itu yang berisikan undangan pernikahan Meihsiu dan Xiumin.
“Iya…aku akan
menikah dengannya sabtu lusa…” kata Meihsiu.
Michelle memeluk
Meihsiu, “Selamatnya…ahh aku senang sekali akhirnya kau dan Xiumin akan bersama
selamanya…” kata Michelle. “Tunggu! Bagaimana kau bisa…ayo ceritakan padaku,”
“Itu rahasia…”
kata Meihsiu.
“Hei…kau berhutang
penjelasan padaku…” kata Michelle, Meihsiu hanya tersenyum kecil.
Bell rumah Yifan
berbunyi, Michelle lalu mendekat kearah pintu. Dan dibukanya pintu itu. “Ibu…”
-
Tao memasuki
ruangan ayahnya itu, “Ada apa ayah memanggilku?” tanya Tao.
Huang Zi Feng
menatap Tao tajam, “Kau menculik Sehun dari Sejin Grup?” tanyanya marah.
Tao mengangguk,
“Darimana ayah tahu?” tanya Tao.
“Darimana? Dari
mulut ayah Sehun, Oh Seo Jin!” kata Huang Zi Feng, “Kau tahu karena perbuatanmu
itu! Seo Jin memutus hubungan kerja dengan perusahaan kita dan mencabut semua
saham miliknya!!”
“Kenapa ayah takut sekali…itu hanya Sejin Grup
kita mempunyai banyak mitra kerja bukan?” kata Tao enteng.
“Huh…setengah
saham perusahaan kita adalah milik Sejin Grup, dan sekarang mereka mencabutnya,
kau tahu kita rugi besar karena tindakan bejatmu itu!” bentak Huang Zi Feng.
“Kau membuat masalah di sekolah, meminta uang, bahkan sampai meminta ayah untuk
menjodohkanmu dengan Michelle ayah masih bisa mentoleransinya…tapi ini
berhubungan dengan perusahaan kita! Hanya karena satu gadis, perusahaan kita hancur…apa
yang harus ayah katakan pada kakekmu yang telah bekerja keras membangunnya?
Hah!”
Tao terdiam,
“Wanita memang sudah membuatmu gila, aku akan batalkan perjodohanmu dengan
Michelle!” kata Huang Zi Feng.
“Ayah! Ayah tidak
bisa melakukan ini!”
“Bawa dia dan kurung dia, jaga dengan ketat
jangan sampai dia meloloskan diri…” kata Huang Zi Feng lalu pergi.
-
“Yifan!” panggil
Luhan,
Yifan memutar
pandangannya pada Luhan, “Apa? Kenapa kau heboh sekali?” tanya Yifan heran.
“Hah hah hah…” Nafas
Luhan tersenggal-senggal, “Michelle…Michelle dia tidak jadi dijodohkan dengan
Tao…” kata Luhan.
“Apa?” Yifan
terkejut sekaligus bahagia, karena tak ada lagi tembok yang akan menghalanginya
lagi.
Luhan menjabat
tangan Yifan, “Aku ucapkan selamat!” Kata Luhan bersemangat.
Yifan lalu memeluk
Luhan erat, “Terima kasih sudah memberitahuku…” lalu mengecup dahi Luhan dan
pergi.
Luhan memegangi
dahinya, “Hei! Kenapa kau? Aish…benar-benar,” decak Luhan.
Yifan segera
meninggalkan perusahaannya dan pulang, dia ingin sekali memeluk Michelle. Dia
sangat bahagia mendengar berita itu.
-
“Bagaimana ibu
tahu aku ada disini?” tanya Michelle heran.
Ny.Lee langsung
memeluk Michelle, “Sayang…ibu merindukanmu, nak. Ayo kita pulang…” kata Ny.Lee
memegang tangan Michelle.
Michelle
melepaskan tangannya dari ibunya itu, “Aku tidak mau…aku tidak mau menikah
dengan Tao…” kata Michelle.
Ny.Lee tersenyum,
“Perjodohannya dibatalkan…kau tidak perlu menikah dengan Tao,” kata Ny.Lee.
Michelle menatap
mata ibunya lekat, “Benarkah? Ibu tidak berbohong?” tanya Michelle dengan mata
berkaca-kaca.
Ny.Lee mengangguk,
airmata Michelle menetes. “Ibu…” kata Michelle sembari memeluk tubuh ibunya
itu.
Klek…
“Michelle…”
panggil Yifan.
Michelle melepas
pelukannya, “Ibu…kenalkan ini Wu Yifan, dia yang menjagaku selama ini,” kata
Michelle.
Ny.Lee mengalihkan
pandangannya pada Yifan, lalu memeluknya. “Terima kasih, Yifan…sudah menjaga
Michelle selama ini, dia tidak merepotkanmu kan? Dia tidak meminta yang
tidak-tidak kan? Berapa uang yang kau habiskan karena dia?” tanya Ny.Lee,
karena menyadari kalau anaknya itu gila belanja.
Yifan
menggelengkan kepalanya, “Tidak bibi…dia tidak pernah meminta sesuatu padaku,
dia juga tidak merepotkan hanya saja dia sangat cerewet…” kata Yifan.
Michelle
mengerucutkan bibirnya, “Hufht, dasar! Oh…” Michelle merentangkan kedua
tangannya, Yifan sudah sigap untuk menerimanya tapi Michelle malah memeluk
Meihsiu. “Ahh…Meihsiu, aku senang sekali!”
Yifan menurunkan
tangannya sembari tersenyum kecil, tapi Michelle dengan tiba-tiba memeluknya.
“Aku tidak melupakanmu,” kata Michelle.
“Ahh ibu…Yifan ini
adalah majikanku dan sekaligus pacarku…” kata Michelle.
“Majikan?” Ibunya
tertawa, “Jadi kau bekerja disini?” tanya Ibunya, Michelle mengangguk. “Ibu
tidak menyangka kau yang manja bisa hidup mandiri dan oooh aku mencintaimu
sayang…” kata Ny.Lee lalu memeluk Michelle.
“Ahh ibu, aku juga
mencintaimu…” kata Michelle lalu menarik Yifan dan Meihsiu untuk ikut
berpelukan bersamanya.
-
“Aku tidak
menyangka Tao bisa sampai melakukan hal seperti itu hanya untuk menemukan
Michelle, benar-benar gila…” kata Luhan.
Chen
menyunggingkan senyumnya, “Dia memang tidak mudah menyerah,” kata Chen. “Tidak
seperti yang ada disampingku ini…” Chen menyenggol bahu Emma.
“Apa sih? Aku
tidak menyerah hanya saja aku tidak ma uterus tersiksa dengan cintaku…” elak
Emma.
Luhan tertawa,
“Hah…akhirnya, delima Michelle berakhir…Xiumin akan menikah dengan Meihsiu, dan
sekarang tidak ada lagi yang akan menghalangi hubungan antar Michelle dan
Yifan…” kata Luhan.
“Michelle dan
Yifan? Aku masih ada disini, kau kira aku akan tinggal diam melihat Michelle
berhubungan dengan kakakku? Aku tidak mau satu keluarga dengannya!” kata Emma.
Chen mendorong
dahi Emma, “Kau ini…kenapa kau terus saja mengganggu Michelle?” kata Chen.
“Benar…biarkan
Michelle bahagia bersama Yifan…” kata Luhan.
“Kalian ini apa-apaan
sih, sudahlah aku pergi…” kata Emma lalu beranjak pergi.
“Chen…apa yang
dikatakan Emma tadi benar adanya?” tanya Luhan khawatir.
Chen menggelengkan
kepalanya, “Aku tahu dia tidak akan mungkin melakukannya, dia itu sangat
menyayangi Yifan…”
-
Michelle membenahi
barang-barangnya kedalam koper, “Kau benar-benar akan meninggalkanku disini?”
tanya Yifan memeluk punggung Michelle.
Michelle tersenyum,
“Kau ini…aku kan tidak akan meninggalkanmu disini, aku akan kembali dengan
barang-barangku yang lain nanti…” kata Michelle.
“Jadi…kau akan
tinggal disini?” tanya Yifan.
“Tentu saja…kalau
kau mengizinkannya tuan muda Wu…” kata Michelle.
Yifan memutar
badan Michelle hingga kini mereka saling berhadapan, “Tentu saja, mana mungkin
aku menolak pembantuku yang cerewet ini…” kata Yifan mencubit pipi Michelle.
“Argh! Sakit…” kata
Michelle, Yifan menatap Michelle dalam. Lalu meletakan tangan kanannya dipipi
Michelle, dan mendekatkan wajahnya pada Michelle. Tapi…
“Kakak!!!” teriak
Emma.
Michelle dan Yifan
terkejut, “Kau ini masuk tanpa permisi…” kata Yifan.
Emma menarik tangan
Yifan dan menjauhkannya dari Michelle, “Kau kira aku akan memudahkanmu dengan
Yifan kakakku…tidak! Aku tidak akan pernah menerimamu menjadi pacar kakakku!”
kata Emma.
“Emma! Apa yang kau lakukan?” kata Yifan.
Mata Michelle
berkaca-kaca, hal yang dia kira telah berakhir ternyata tidak. Itu belum
berakhir. “Emma…” kata Michelle.
Emma berjalan
mendekat kearah Michelle, lalu memeluknya. “Kau harus menikah dengan kakakku!”
kata Emma membuat Michelle terkejut.
Yifan terkejut lalu
tersenyum, “Kau ini…membuatku takut saja…” kata Yifan.
Emma melepas
pelukannya, “Kau bisa kan menikah dengan kakakku itu?” tanya Emma.
Airmata haru
membasahi pipi Michelle, Michelle menganggukkan kepalanya lalu memeluk Emma.
“Tentu saja…” kata Michelle.
Emma menepuk bahu
Michelle, “Hei…aku bisa mati lemas karena pelukanmu ini…ohok ohok…” kata Emma.
Michelle melepas
pelukannya, “Terima kasih Emma…” kata Michelle.
“Iya…sekarang apa yang
kalian tunggu,” kata Emma.
“Apa?” tanya Yifan
dan Michelle bersamaan.
“Ciuman kalian
yang tertunda karena kehadiranku…” kata Emma, “Aku ingin melihatnya…”
lanjutnya.
Yifan tersenyum,
sedang Michelle tersipu malu. “Kau ini apa-apaan sih…” kata Michelle, Yifan
langsung menyambar bibir kecil Michelle. Emma yang melihatnya hanya bisa
tersenyum.
-
“Ayah tidak bisa
melakukan ini padaku…” kata Tao. “Aku harus mencari cara untuk bisa keluar dari
kamar ini! Harus!” kata Tao.
Dia terus berpikir
dan berpikir, hingga sesuatu terbesit dipikirannya. Tao mengambil senjata api
dilaci mejanya lalu memasukkannya dibaju. Dia berjalan mendekat kearah pintu
dan mengetuknya. “Siapapun tolong aku…ahh sakit sekali!” rengek Tao.
Tak lama dua orang
penjaga masuk kedalam kamar Tao, “Tuan, ada apa?” tanya mereka.
Tao menyeringai,
lalu menghajar kedua penjaganya itu dengan ilmu bela diri Wushu yang setiap
hari dia lakukan. Kedua penjaga itu lumpuh, segera Tao mengambil kesempatan
untuk kelaur dari kamarnya.
“Tolong! Tuan muda
melarikan diri!” kata salah seorang penjaga sembari menahan rasa sakit yang dia
rasakan.
Tak semulus yang
Tao kira, dia harus menghadapi kurang lebih sepuluh penjaga lagi. “Kalian
bukanlah tandinganku! Kata Tao lalu menghajarnya tak tersisa.
“Enyahlah kalian!
Sebelum aku mengirim kalian ke neraka!” kata Tao sembari menembakan peluru
keudara.
-
“Ayah…tidak
merindukanku?” tanya Michelle.
Tn.Lee melipat
korannya, “Michelle…” kata yang terucap dibibirnya.
Michelle tersenyum
lalu berlari memeluk ayahnya yang sudah sangat dia rindukan itu. “Ooh…aku
merindukan ayah…” kata Michelle.
“Hei…selama ini
kau bersembunyi dimana?” tanya Tn.Lee.
“Bersembunyi? Ayah
bercanda? Aku bekerja sebagai pembantu untuk menyambung hidupku…” kata
Michelle.
“Pembantu? Anak
ayah menjadi pembantu? Benarkah ayah tidak percaya, dirumah kau tidak pernah
mengerjakan pekerjaan rumah terlebih lagi memasak…” kata Tn.Lee masih tak
percaya.
Michelle
mengerucutkan bibirnya, “Ayah tidak percaya? Apa aku harus membawa majikanku
kemari?” tantang Michelle.
Tn.Lee tersenyum,
“Baiklah ayah percaya padamu…” katanya sembari memeluk putri kesayangannya itu.
“Maafkan ayah sudah memaksamu untuk menikah dengan Tao…” lanjutnya.
“Sudahlah ayah itu
sudah berakhir sekarang…” kata Michelle.
“Benarkah?
Bagaimana kalau kau ayah jodohkan dengan Andrew Choi?” goda Tn.Lee.
“Ayah…” Michelle
mencubit perut ayahnya itu.
“Iya baiklah, ayah
hanya bercanda…lalu sekarang, apa kau memiliki seseorang dihatimu?” tanya
Tn.Lee.
Michelle
mengangguk, “Iya..dia adalah putra paman Wu, Wu Yifan…” kata Michelle.
“Wu Yi Fan?”
-
Hari pernikahan
Meishiu dan Xiumin tiba…
Usai pemberkatan,
Michelle mengucapkan selamat pada Meihsiu. “Selamat ya atas pernikahanmu…” kata
Michelle sembari memeluk Meihsiu yang terbalut gaun pengantin. Meihsiu
mengangguk.
“Baiklah saatnya
mempelai wanita melemparkan bucket bunganya…” kata MC acara pernikahan Xiumin
dan Meihsiu.
Meihsiu berbalik
badan, lalu melemparkan bucket bunga ditangannya. Terlihat Michelle sangat
antusias untuk mendapatkan bunga itu. “Aku yang dapat! Pasti aku!” kata
Michelle optimis, tapi sayang bucket bunga itu tidak jatuh padanya.
“Ahh…harusnya itu
jatuh padaku! Meihsiu kenapa kau melemparkannya terlalu jauh…” kata Michelle kesal.
Lalu tiba-tiba
seseorang menyodorkan bucket bunga itu pada Michelle, Michelle mengalihkan
pandangannya. “Yifan…ahh kau mendapatkannya!” kata Michelle lalu menerima
bucket bunga itu dan memeluk Yifan erat.
Semua orang yang
ada diruangan itu bertepuk tangan. Tapi tidak dengan satu orang diantara
kerumunan orang itu. Dia menatapnya sinis penuh dendam!
-
-TBC-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar