Sabtu, 17 Oktober 2015

Fanfiction Step Mad 7



Title : Step Mad  - Chapter 7 –
Author : Liany Wu
Rating : PG15
Length : Chaptered
Genre : Romance
Cast :
-          Wu Yifan
-          Michelle Kim
-          Huang Zitao
-          Liu Meihsiu and Others
Disclamer : Cerita ini hasil karangan saya dan milik saya sendiri, sedangkan tokoh milik Tuhan YME dan orang tua masing-masing tokoh.
Warning : Don’t be a plagiators and siders! ^.^
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------     
   “Apa ini?” tanya Michelle mengambil amplop yang diberikan oleh Meihsiu.
   “Bukalah…” kata Meihsiu.
   Michelle lalu membukanya, “Hah!! Kau dan Xiumin…” Michelle terkejut usai melihat isi amplop itu yang berisikan undangan pernikahan Meihsiu dan Xiumin.
   “Iya…aku akan menikah dengannya sabtu lusa…” kata Meihsiu.
   Michelle memeluk Meihsiu, “Selamatnya…ahh aku senang sekali akhirnya kau dan Xiumin akan bersama selamanya…” kata Michelle. “Tunggu! Bagaimana kau bisa…ayo ceritakan padaku,”
   “Itu rahasia…” kata Meihsiu.
   “Hei…kau berhutang penjelasan padaku…” kata Michelle, Meihsiu hanya tersenyum kecil.
   Bell rumah Yifan berbunyi, Michelle lalu mendekat kearah pintu. Dan dibukanya pintu itu. “Ibu…”
-
   Tao memasuki ruangan ayahnya itu, “Ada apa ayah memanggilku?” tanya Tao.
  Huang Zi Feng menatap Tao tajam, “Kau menculik Sehun dari Sejin Grup?” tanyanya marah.
   Tao mengangguk, “Darimana ayah tahu?” tanya Tao.
   “Darimana? Dari mulut ayah Sehun, Oh Seo Jin!” kata Huang Zi Feng, “Kau tahu karena perbuatanmu itu! Seo Jin memutus hubungan kerja dengan perusahaan kita dan mencabut semua saham miliknya!!”
   “Kenapa ayah takut sekali…itu hanya Sejin Grup kita mempunyai banyak mitra kerja bukan?” kata Tao enteng.
   “Huh…setengah saham perusahaan kita adalah milik Sejin Grup, dan sekarang mereka mencabutnya, kau tahu kita rugi besar karena tindakan bejatmu itu!” bentak Huang Zi Feng. “Kau membuat masalah di sekolah, meminta uang, bahkan sampai meminta ayah untuk menjodohkanmu dengan Michelle ayah masih bisa mentoleransinya…tapi ini berhubungan dengan perusahaan kita! Hanya karena satu gadis, perusahaan kita hancur…apa yang harus ayah katakan pada kakekmu yang telah bekerja keras membangunnya? Hah!”
   Tao terdiam, “Wanita memang sudah membuatmu gila, aku akan batalkan perjodohanmu dengan Michelle!” kata Huang Zi Feng.
   “Ayah! Ayah tidak bisa melakukan ini!”
   “Bawa dia dan kurung dia, jaga dengan ketat jangan sampai dia meloloskan diri…” kata Huang Zi Feng lalu pergi.
-
   “Yifan!” panggil Luhan,
   Yifan memutar pandangannya pada Luhan, “Apa? Kenapa kau heboh sekali?” tanya Yifan heran.
   “Hah hah hah…” Nafas Luhan tersenggal-senggal, “Michelle…Michelle dia tidak jadi dijodohkan dengan Tao…” kata Luhan.
   “Apa?” Yifan terkejut sekaligus bahagia, karena tak ada lagi tembok yang akan menghalanginya lagi.
   Luhan menjabat tangan Yifan, “Aku ucapkan selamat!” Kata Luhan bersemangat.
   Yifan lalu memeluk Luhan erat, “Terima kasih sudah memberitahuku…” lalu mengecup dahi Luhan dan pergi.
  Luhan memegangi dahinya, “Hei! Kenapa kau? Aish…benar-benar,” decak Luhan.
   Yifan segera meninggalkan perusahaannya dan pulang, dia ingin sekali memeluk Michelle. Dia sangat bahagia mendengar berita itu.
-
   “Bagaimana ibu tahu aku ada disini?” tanya Michelle heran.
   Ny.Lee langsung memeluk Michelle, “Sayang…ibu merindukanmu, nak. Ayo kita pulang…” kata Ny.Lee memegang tangan Michelle.
   Michelle melepaskan tangannya dari ibunya itu, “Aku tidak mau…aku tidak mau menikah dengan Tao…” kata Michelle.
   Ny.Lee tersenyum, “Perjodohannya dibatalkan…kau tidak perlu menikah dengan Tao,” kata Ny.Lee.
  Michelle menatap mata ibunya lekat, “Benarkah? Ibu tidak berbohong?” tanya Michelle dengan mata berkaca-kaca.
  Ny.Lee mengangguk, airmata Michelle menetes. “Ibu…” kata Michelle sembari memeluk tubuh ibunya itu.
  Klek…
   “Michelle…” panggil Yifan.
   Michelle melepas pelukannya, “Ibu…kenalkan ini Wu Yifan, dia yang menjagaku selama ini,” kata Michelle.
   Ny.Lee mengalihkan pandangannya pada Yifan, lalu memeluknya. “Terima kasih, Yifan…sudah menjaga Michelle selama ini, dia tidak merepotkanmu kan? Dia tidak meminta yang tidak-tidak kan? Berapa uang yang kau habiskan karena dia?” tanya Ny.Lee, karena menyadari kalau anaknya itu gila belanja.
   Yifan menggelengkan kepalanya, “Tidak bibi…dia tidak pernah meminta sesuatu padaku, dia juga tidak merepotkan hanya saja dia sangat cerewet…” kata Yifan.
  Michelle mengerucutkan bibirnya, “Hufht, dasar! Oh…” Michelle merentangkan kedua tangannya, Yifan sudah sigap untuk menerimanya tapi Michelle malah memeluk Meihsiu. “Ahh…Meihsiu, aku senang sekali!”
  Yifan menurunkan tangannya sembari tersenyum kecil, tapi Michelle dengan tiba-tiba memeluknya. “Aku tidak melupakanmu,” kata Michelle.
   “Ahh ibu…Yifan ini adalah majikanku dan sekaligus pacarku…” kata Michelle.
   “Majikan?” Ibunya tertawa, “Jadi kau bekerja disini?” tanya Ibunya, Michelle mengangguk. “Ibu tidak menyangka kau yang manja bisa hidup mandiri dan oooh aku mencintaimu sayang…” kata Ny.Lee lalu memeluk Michelle.
   “Ahh ibu, aku juga mencintaimu…” kata Michelle lalu menarik Yifan dan Meihsiu untuk ikut berpelukan bersamanya.
-
   “Aku tidak menyangka Tao bisa sampai melakukan hal seperti itu hanya untuk menemukan Michelle, benar-benar gila…” kata Luhan.
   Chen menyunggingkan senyumnya, “Dia memang tidak mudah menyerah,” kata Chen. “Tidak seperti yang ada disampingku ini…” Chen menyenggol bahu Emma.
   “Apa sih? Aku tidak menyerah hanya saja aku tidak ma uterus tersiksa dengan cintaku…” elak Emma.
   Luhan tertawa, “Hah…akhirnya, delima Michelle berakhir…Xiumin akan menikah dengan Meihsiu, dan sekarang tidak ada lagi yang akan menghalangi hubungan antar Michelle dan Yifan…” kata Luhan.
  “Michelle dan Yifan? Aku masih ada disini, kau kira aku akan tinggal diam melihat Michelle berhubungan dengan kakakku? Aku tidak mau satu keluarga dengannya!” kata Emma.
   Chen mendorong dahi Emma, “Kau ini…kenapa kau terus saja mengganggu Michelle?” kata Chen.
  “Benar…biarkan Michelle bahagia bersama Yifan…” kata Luhan.
   “Kalian ini apa-apaan sih, sudahlah aku pergi…” kata Emma lalu beranjak pergi.
   “Chen…apa yang dikatakan Emma tadi benar adanya?” tanya Luhan khawatir.
   Chen menggelengkan kepalanya, “Aku tahu dia tidak akan mungkin melakukannya, dia itu sangat menyayangi Yifan…”
-
   Michelle membenahi barang-barangnya kedalam koper, “Kau benar-benar akan meninggalkanku disini?” tanya Yifan memeluk punggung Michelle.
  Michelle tersenyum, “Kau ini…aku kan tidak akan meninggalkanmu disini, aku akan kembali dengan barang-barangku yang lain nanti…” kata Michelle.
   “Jadi…kau akan tinggal disini?” tanya Yifan.
   “Tentu saja…kalau kau mengizinkannya tuan muda Wu…” kata Michelle.
   Yifan memutar badan Michelle hingga kini mereka saling berhadapan, “Tentu saja, mana mungkin aku menolak pembantuku yang cerewet ini…” kata Yifan mencubit pipi Michelle.
  “Argh! Sakit…” kata Michelle, Yifan menatap Michelle dalam. Lalu meletakan tangan kanannya dipipi Michelle, dan mendekatkan wajahnya pada Michelle. Tapi…
   “Kakak!!!” teriak Emma.
   Michelle dan Yifan terkejut, “Kau ini masuk tanpa permisi…” kata Yifan.
  Emma menarik tangan Yifan dan menjauhkannya dari Michelle, “Kau kira aku akan memudahkanmu dengan Yifan kakakku…tidak! Aku tidak akan pernah menerimamu menjadi pacar kakakku!” kata Emma.
   “Emma! Apa yang kau lakukan?” kata Yifan.
   Mata Michelle berkaca-kaca, hal yang dia kira telah berakhir ternyata tidak. Itu belum berakhir. “Emma…” kata Michelle.
  Emma berjalan mendekat kearah Michelle, lalu memeluknya. “Kau harus menikah dengan kakakku!” kata Emma membuat Michelle terkejut.
  Yifan terkejut lalu tersenyum, “Kau ini…membuatku takut saja…” kata Yifan.
   Emma melepas pelukannya, “Kau bisa kan menikah dengan kakakku itu?” tanya Emma.
   Airmata haru membasahi pipi Michelle, Michelle menganggukkan kepalanya lalu memeluk Emma. “Tentu saja…” kata Michelle.
   Emma menepuk bahu Michelle, “Hei…aku bisa mati lemas karena pelukanmu ini…ohok ohok…” kata Emma.
  Michelle melepas pelukannya, “Terima kasih Emma…” kata Michelle.
  “Iya…sekarang apa yang kalian tunggu,” kata Emma.
   “Apa?” tanya Yifan dan Michelle bersamaan.
   “Ciuman kalian yang tertunda karena kehadiranku…” kata Emma, “Aku ingin melihatnya…” lanjutnya.
   Yifan tersenyum, sedang Michelle tersipu malu. “Kau ini apa-apaan sih…” kata Michelle, Yifan langsung menyambar bibir kecil Michelle. Emma yang melihatnya hanya bisa tersenyum.
-
  “Ayah tidak bisa melakukan ini padaku…” kata Tao. “Aku harus mencari cara untuk bisa keluar dari kamar ini! Harus!” kata Tao.
   Dia terus berpikir dan berpikir, hingga sesuatu terbesit dipikirannya. Tao mengambil senjata api dilaci mejanya lalu memasukkannya dibaju. Dia berjalan mendekat kearah pintu dan mengetuknya. “Siapapun tolong aku…ahh sakit sekali!” rengek Tao.
  Tak lama dua orang penjaga masuk kedalam kamar Tao, “Tuan, ada apa?” tanya mereka.
  Tao menyeringai, lalu menghajar kedua penjaganya itu dengan ilmu bela diri Wushu yang setiap hari dia lakukan. Kedua penjaga itu lumpuh, segera Tao mengambil kesempatan untuk kelaur dari kamarnya.
   “Tolong! Tuan muda melarikan diri!” kata salah seorang penjaga sembari menahan rasa sakit yang dia rasakan.
   Tak semulus yang Tao kira, dia harus menghadapi kurang lebih sepuluh penjaga lagi. “Kalian bukanlah tandinganku! Kata Tao lalu menghajarnya tak tersisa.
   “Enyahlah kalian! Sebelum aku mengirim kalian ke neraka!” kata Tao sembari menembakan peluru keudara.
-
   “Ayah…tidak merindukanku?” tanya Michelle.
   Tn.Lee melipat korannya, “Michelle…” kata yang terucap dibibirnya.
   Michelle tersenyum lalu berlari memeluk ayahnya yang sudah sangat dia rindukan itu. “Ooh…aku merindukan ayah…” kata Michelle.
   “Hei…selama ini kau bersembunyi dimana?” tanya Tn.Lee.
   “Bersembunyi? Ayah bercanda? Aku bekerja sebagai pembantu untuk menyambung hidupku…” kata Michelle.
   “Pembantu? Anak ayah menjadi pembantu? Benarkah ayah tidak percaya, dirumah kau tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah terlebih lagi memasak…” kata Tn.Lee masih tak percaya.
   Michelle mengerucutkan bibirnya, “Ayah tidak percaya? Apa aku harus membawa majikanku kemari?” tantang Michelle.
   Tn.Lee tersenyum, “Baiklah ayah percaya padamu…” katanya sembari memeluk putri kesayangannya itu. “Maafkan ayah sudah memaksamu untuk menikah dengan Tao…” lanjutnya.
  “Sudahlah ayah itu sudah berakhir sekarang…” kata Michelle.
  “Benarkah? Bagaimana kalau kau ayah jodohkan dengan Andrew Choi?” goda Tn.Lee.
   “Ayah…” Michelle mencubit perut ayahnya itu.
   “Iya baiklah, ayah hanya bercanda…lalu sekarang, apa kau memiliki seseorang dihatimu?” tanya Tn.Lee.
   Michelle mengangguk, “Iya..dia adalah putra paman Wu, Wu Yifan…” kata Michelle.
   “Wu Yi Fan?”
-
   Hari pernikahan Meishiu dan Xiumin tiba…
  Usai pemberkatan, Michelle mengucapkan selamat pada Meihsiu. “Selamat ya atas pernikahanmu…” kata Michelle sembari memeluk Meihsiu yang terbalut gaun pengantin. Meihsiu mengangguk.
   “Baiklah saatnya mempelai wanita melemparkan bucket bunganya…” kata MC acara pernikahan Xiumin dan Meihsiu.
  Meihsiu berbalik badan, lalu melemparkan bucket bunga ditangannya. Terlihat Michelle sangat antusias untuk mendapatkan bunga itu. “Aku yang dapat! Pasti aku!” kata Michelle optimis, tapi sayang bucket bunga itu tidak jatuh padanya.
   “Ahh…harusnya itu jatuh padaku! Meihsiu kenapa kau melemparkannya terlalu jauh…” kata Michelle kesal.
   Lalu tiba-tiba seseorang menyodorkan bucket bunga itu pada Michelle, Michelle mengalihkan pandangannya. “Yifan…ahh kau mendapatkannya!” kata Michelle lalu menerima bucket bunga itu dan memeluk Yifan erat.
   Semua orang yang ada diruangan itu bertepuk tangan. Tapi tidak dengan satu orang diantara kerumunan orang itu. Dia menatapnya sinis penuh dendam!
-
-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar